Sunday, 19 March 2017

Teknik Pemijahan Ikan Bawal Bintang (Trachinotus Blochii)


Bawal bintang merupakan ikan introduksi yang berasal dari Taiwan, memiliki prospek yang cukup bagus di kawasan Asia Pasifik dengan harga yang cukup tinggi. Di Indonesia  bawal bintang adalah komoditas yang masih dapat dibudidayakan di tingkat Keramba Jaring Apung (KJA). Dengan keberhasilan rekayasa teknologi pembenihan ikan bawal bintang diharapkan dapat memberikan peluang bagi berkembangnya usaha budidaya ikan laut di Indonesia.

Teknik Pembenihan Bawal Bintang

Seleksi Induk

Induk bawal bintang harus memenuhi syarat sebagai induk ikan yang benar-benar sehat secara fisiologi dan marfologi, ukuran untuk bisa dilakukan pemijahan yaitu bobot lebih dari 1,5 Kg dengan induk jantan ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan induk betina. 

Mengetahui tingkat kematangan gonad induk jantan dapat dilakukan dengan cara teknik striping (pengurutan), apabila belum ditemukan cairan sperma, maka dilakukan dengan mempergunakan kanula/selang kateter yang berdiameter 1.2 mm kemudian dimasukan ke dalam lubang genital sedalam 5-10 cm sambil disedot dengan menggunakan mulut. Sperma yang telah matang yaitu yang berwarna putih susu dan kental. Sedangkan sel telur betina yang telah matang yaitu butirannya tidak mengumpal (sudah terpisah).

Pemijahan

Pemijahan dapat dilakukan pada bak terkontrol. Pemijahan dilakukan secara hormonal menggunakan hormon HCG (Chrorionic Ganodotrophin Hormone) dengan dosis 250 – 500 IU/Kg bobot induk. Penyuntikan dilakukan sebanyak 2 kali dari separuh dosis yang diberikan dengan jeda antara penyuntikan pertama dan kedua adalah 24 jam. Posisi penyuntikan dilakukan dibawah sirip punggung induk jantan atau betina secara intra muscular. Setelah penyuntikan kedua, ikan akan melakukan pemijahan 8-10 jam.

Pemanenan Telur

Telur hasil pemijahan yang telah tertampung di egg collector kemudian dipanen dan dihitung jumlah telur hasil pemijahan, serta dilihat kualitas hasil pijahan.Telur yang dibuahi terlihat bening dan transparan mengapung dan melayang dipermukaan air berdiameter 0,85 – 1 mm (850-1000 mikron) yang ditampung dalam wadah penampung telur dan penetetasan telur dapat diinkubasikan pada bak penetasan telur atau ditebar pada bak pemeliharaan larva secara langsung.

Cara Sederhana Melakukan Teknik Pebenihan Ikan Kakap

Ikan Kakap Putih merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan laut yang bernilai ekonomi tinggi, memiliki segmen pasar yang luas dan produksi yang relatif stabil. Jika dilihat dari sifat biologi, ikan kakap putih mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan untuk dibudidayakan antara lain bersifat euryhalin, dapat mentolerir perubahan salinitas dari tawar, payau sampai asin, dan disamping itu mampu tumbuh dan berkembang dengan baik dalam perairan dengan turbiditas tinggi, serta dapat tumbuh dengan cepat dalam lingkungan yang cocok.

Teknik pembenihan ikan kakap  

Seleksi Induk

Seleksi induk dilakukan dengan visual dan pengecekan kematangan gonadnya. Pengecekan kematangan gonad dilakukan dengan menggunakan kateter kanula. Adapun ciri-ciri induk jantan ikan kakap putih yaitu memiliki sperma lebih cair dan berwarna putih susu sedangkan ciri-ciri induk betina memiliki kualitas telur yang baik yaitu dicirikan dengan menyebar 50%-70% jika dimasukan kedalam air dan diaduk.

Perawatan induk sebelum pemijahan

Pemijahan induk dilakukan dengan cara melakukan rangsangan. Untuk merangsang induk jantan dan betina dilakukan dengan cara memanipulasi lingkungan dalam bak pemijahan yaitu menurunkan debit air pada pagi sebanyak 80% dan menaikan debit air pada sore hari sebanyak 80% dengan selang waktu 4-6 jam setiap harinya. Selama proses perawatan ini, induk diberi pakan segar berupa ikan dan juga cumi serta pakan formulasi yang diperuntukan untuk pematangan gonad.

Pemijahan alami

Proses pemijahan alami pada ikan kakap dilakukan secara kelompok pemijahan, dimana perbandingan jantan dan betina adalah 1:3 yaitu 1 betina, 3 jantan tiap kelompoknya. Pada dasarnya pemijahan ikan kakap berlangsung selama 3 hari pada 14–16 hari bulan atau 14-16 pada penanggalan bulan hijriah. Pemijahan akan berlangsung secara alami antara pukul 21.00 s/d 02.00 WIB. Oleh karena itu egg collector harus sudah dipasang sebelum pemijahan berlangsung.

Pemijahan Semi Buatan

Proses pemijahan pada ikan kakap dilakukan secara kelompok pemijahan dimana tiap kelompok perbandingan jantan dan betina adalah 1:3 yaitu 1 betina, 3 jantan. Pemijahan semi buatan dilakukan dengan menggunakan hormon LH-Rha yang sudah dilarutkan dengan aquades sebangyak 10 ml/Kg ikan. Penyuntikan dilakukan sebanyak 1 kali dibagian punggung ikan. Ikan yang sudah disuntik dibawa ke bak pemijahan.
Pemijahan ikan kakap putih akan terjadi antara pukul 21.00 s/d 02.00 WIB dengan jeda waktu 35-38 jam setelah penyuntikan. Pemasangan egg collector dilakukan sebelum terjadi pemijahan.

Pemanenan Telur

Pemanenan telur dilakukan pada pagi hari antara pukul 06.00–08.00 WIB. Pemanenan dilakukan dengan cara mengurangi debit air, telur diambil dengan menggunakan serokan/seser yang ditampung kedalam ember. Telur yang sudah dipanen kemudian dihitung total jumlah telur (hatchering rate) yang dikeluarkan dan juga dilakukan pengecekan kualitas telur yang dihasilkan.
Adapun ciri telur yang dibuahi berwarna bening dan transparan, telur mengapung dan melayang di permukaan air berdiameter 0,6–0,8 mm yang ditampung dalam egg collector. Penetasan telur dapat dilakukan pada bak inkubasi maupun langsung pada bak pemeliharaan.

Manajemen Pemelihraan larva

Pemeliharaan larva ikan kakap putih dilakukan di dalam bak yang telah bersih dan steril dengan padat tebar 10–15 ekor/liter. Pemeliharaan larva dilakukan selama kurang lebih 30 hari sampai mencapai ukuran panjang 1,5 – 2,0 cm.

Padat penebaran kakap putih



Wednesday, 8 March 2017

Peranan Statistik Dalam Membangun Perikanan Budidaya

Membangun suatu rangkaian tahapan pekerjaan mulai dari perencanaan/program sampai memperoleh keberhasilan dalam pembangunan yang telah dilaksanakan, tentunya tidak terlepas dari data basic (awal) yang dijadikan barometer untuk membuat sebuah perencanaan. Jika data yang digunakan salah tentunya perencanaan bisa menjadi salah, hasil akhirnya apa yang dikerjakan sesuai program akan menjadi sia-sia. Disinilah data memainkan peranannya. Data dapat diperoleh melalui implementasi ilmu statistik yang dijalankan dengan baik. Pada hakikatnya data statistik sangat berguna sebagai dasar dalam menyusun suatu kebijakan dan sebagai indikator keberhasilan program yang sudah dijalankan. Kepentingan data dan Informasi dalam aspek publik yaitu Lembaga Penyelenggara Negara berkewajiban untuk memberi informasi serta Publik ber hak untuk mendapatkan informasi

Sumber data dalam dunia perikanan
  • Badan Pusat Statistik (BPS)
  • Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Unit Teknis
  • Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Propinsi
  • Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten/Kota
  • Keluaran data akhir di KKP & BPS.
Dalam dunia perikanan khususnya budidaya sama halnya dengan pembangunan disektor-sektor lainnya tentunya juga membutuhkan data yang akurat dan berkelanjutan, agar pembangunan bisa dirancang, dijalankan secara efektif serta tidak salah arah. Untuk menuju perikanan budidaya yang maju secara komprehensif dalam suatu wilayah yang menyimpan potensi perikanan, hanya bisa diketahui dan dicapai dengan adanya ketersediaan data. Tujuan pengembangan statistik perikanan budidaya adalah menyediakan data statistik perikanan budidaya yang berkualitas yakni lengkap, akurat, mutakhir dan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan sistem statistik kelautan dan perikanan yang andal, efektif dan efisien guna mendukung pembangunan kelautan dan perikanan (data yang kaya dan jujur).

Jenis Data Statistik Perikanan Budidaya

Data Statistik Produksi/Unit Ekonomi yaitu data mengenai hasil produksi ikan yang dibudidaya, diantaranya yaitu:
  • Pembesaran Ikan
  • Pembenihan Ikan
  • Ikan Hias
Jenisnya data adalah:
  • Unit ekonomi : swasta (RTP/PP) dan pemerintah (Balai Benih)
  • Lahan
  • Kapasitas Produksi
  • Tenaga Kerja/Pembenih Ikan
  • Sarana produksi (induk, pakan, obat)
  • Produksi = Volumer (jenis dan ukuran), Nilai (jenis dan ukuran)
Data statistik Non Produksi yaitu data penunjang lainnya diluar produksi yang dapat dijadikan acuan dalam menganalisa potensi dan kebutuhan penunjang budidaya diantaranya yaitu: 
  • Potensi Lahan
  • Sarpras
  • Sertifikasi (CBIB, CPIB)
  • Saluran
  • HaKI
  • Pakan
  • Obat-obatan

Dukungan data statistik 

Penyusunan rencana untuk menghasilkan rancangan lengkap melalui: a) penyiapan rancangan rencana bersifat teknokratik, menyeluruh dan terukur. b) masing-masing instansi menyiapkan rancangan mengacu kepada rencana yang telah disiapkan, c) melibatkan stakeholder dan penyelarasan rencana masing-masing jenjang melalui Musrenbang, d) penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

Penetapan rencana pembangunan menjadi produk hukum, sehingga mengikat semua pihak untuk melaksanakannya. RPJP oleh UU / Perda, RPJM dan RKP oleh Perpres / Pergub / Perbut. 

Tahap pengendalian pelaksanaan rencana untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran yang tertuang dalam rencana melalui kegiatan koreksi, penyesuaian,  dan analisis hasil pemantauan pelaksanaan.
Tahap evaluasi pelaksanaan rencana yang dilakukan pada bagian perencanaan yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data untuk menilai pencapaian tujuan, sasaran dan kinerja pembangunan mencakup masukan (input), keluaran (output), hasil (result), manfaat (benefit), dan dampak (impact).

Alur Pengumpulan Data

Mekanisme dalam perolehan data sampai pengolahan data statistik yaitu dimulai dari lini wilayah terkecil. Alur tersebut dimulai perolehan data oleh petugas lapangan di Kecamatan dengan menggunakan metode-metode pengambilan sampel, selanjutnya diserahkan ke Kabupaten/Kota (Dinas yang membidangi Kelautan dan Perikanan) untuk dilakukan rekapitulasi dan pengolahan data.  Kemudian data tersebut dikirim Dinas Provinsi untuk dilakukan rekapitulasi dan pengolahan data. Sebelum data tersebut dikirim ke pusat (Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dirjen Perikanan Budidaya) dilakukan kroscek kelapangan dengan didampingi oleh petugas Kab/Kota dan petugas pengambil data lapangan (pencacah data).

Tantangan yang dihadapai 

Memenuhi kebutuhan data sehingga diperoleh hasil data yang akurat dan cepat tentunya diperlukan upaya yang lebih keras terutama dalam mengatasi kendala dan permasalahan di lapangan yang menyangkut proses pengumpulan data, pengolahan data serta teknis dan jenis tampilannya. Fenomena yang terjadi saat ini kepentingan akan data statistik belum diikuti dengan upaya perhatian secara sungguh-sungguh dan menyeluruh dari para pelaku pembangunan.

Keberadaan data statistik diharapkan dapat memberikan gambaran data yang cukup akurat tentang perikanan budidaya, bermanfaat bagi pengembangan Perikanan Budidaya ke depan untuk meningkatkan kesejahteraan Pembudidaya Perikanan sehingga sektor Kelautan dan Perikanan dapat diwujudkan menjadi salah satu sektor unggulan Kepulauan Riau. 

Dengan adanya dukungan statistik tentunya diharapkan nantinya dapat meningkatkan produksi dan produktifitas perikanan budidaya.


Semoga tulisan ini bermanfaat

Terimakasih




Comments system